-

Sunshine Becomes You [Resensi]

Rabu, 15 Januari 2013.

Well, sudah 2014. Itu artinya sudah sekitar dua minggu berlalu sejak posting terakhir di blog ini. Kalau tidak salah, berbicara tentang resolusi di tahun 2014, ya? Ah, kedengarannya klise, tapi semoga anda-anda semua masih cukup mau untuk menengoknya.

Malam ini, jujur, saya tak punya terlalu banyak ide untuk ditulis, nih. Ah, gerah juga sih berada dalam keadaan seperti ini. Sehingga saya putuskan saja untuk sedikit me-review alias meresensi salah satu novel metropop cengeng milik Ilana Tan. Mengapa saya beri embel-embel cengeng? Karena, generally, hampir semua reader alias pembaca buku setebal 432 halaman ini tidak bisa sukses menahan bulir-bulir air mata mereka untuk terjun bebas. Yap, i'm one of them. Ehem. Saya bilang hampir semua lho, ya. Bukan semua. Jadi, no offense.

Ilana Tan. Penulis buku tetralogi alias empat serial buku 4 Musim: Summer in Seoul, Autumn in Paris, Winter in Tokyo, Spring in London ini kembali menulis sebuah novel bergenre metropop berjudul Sunshine Becomes You.

Judul: Sunshine Becomes You
Penulis: Ilana Tan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Tebal: 432 hlm
Harga: Rp65.00
Rilis: Januari 2012 (cet. Ke-1)
ISBN: 978-979-22-7813-2
Ringkasan:
Alex Hirano, pria keturunan Jepang plus Amerika sekaligus pianis yang namanya sudah mendunia baik di kota The Big Apple alias New York maupun seluruh mancanegara. Suatu hari, ajakan adiknya, Ray Hirano untuk keluar makan siang dan memperkenalkan Alex dengan gebetan Ray justru tanpa dinyana membawa malapetaka tersendiri untuk Alex. Mia Clark. Pada awalnya, bertemu dengan penari kontemporer kesohor  berwajah cantik nan anggun itu adalah salah satu hal yang paling disesali Alex seumur hidupnya. Mengapa tidak? Bukannya memberikan first impression yang mengagumkan untuk Alex, Mia justru tak sengaja mematahkan tangan Alex lewat insiden kecil, jatuh dari tangga. Kecelakaan tangan itu tentu berdampak amat buruk untuk karir Alex yang notabenenya adalah seorang pianis handal. Apalagi Alex akan menggelar big concert tour dalam waktu dekat di beberapa belahan dunia.

Untuk menebus rasa bersalahnya pada Alex, Clark, begitu Alex biasa memanggil perempuan cantik ini, memutuskan untuk menjadi pesuruh a.k.a. maid di apartemen Alex. Awalnya Alex menolak mentah-mentah. Alex merasa, melihat wajah Mia saja sudah bisa membuatnya sial dan didera musibah-musibah lain.

Namun kegigihan Mia membujuk Alex bahwa everything is gonna be okay and nothing's bad happen ternyata membuahkan hasil juga. Alex akhirnya mengizinkan Mia untuk menebus kesalahannya. Dan cinta datang karena terbiasa. Quote manis itulah yang menggambarkan dengan tepat apa yang terjadi antara Alex dan Mia. Dinginnya hati Alex, lelaki yang wajahnya selalu melumerkan hati tiap wanita yang melihatnya, akhirnya cair juga. Padahal Alex bukan tipe pria penggombal ulung atau pria yang manis pada tiap keturunan Hawa. Ia kaku, jutek, gengsian, dan bersikap seadanya. Namun di tangan Mia, wanita yang memiliki bakat lebih dalam melenggaklenggokan tubuhnya inilah Alex luluh. Alex jatuh cinta. Jatuh cinta luar biasa terhadap Mia.
Namun perjalanan cinta mereka berdua tidak semudah yang dibayangkan. Alex dan Mia masing-masing masih enggan, gengsi, dan malu-malu mengakui perasaan masing-masing. Mia memiliki semua kriteria yang disukai para pria. Dengan banyaknya fans dan pria yang jatuh cinta pada Mia, Alex harus pandai-pandai mengatur sumbu cemburunya agar tidak tampak terbakar di hadapan Mia. Belum lagi masalah kecemburuannya selesai, Alex harus dihadapkan pada kenyataan bahwa Mia menyimpan satu rahasia besar yang akan mengubah jalan cerita dan harapan mereka berdua.

Alex Hirano! Cukup. Sebagai wanita normal, harus saya akui, saya benar-benar mengharapkan ada Alex Hirano hadir dalam kehidupan nyata. Semua karakter Alex benar-benar masuk ke dalam list saya. Galak, kaku, gengsian, namun diam-diam perhatian dan manis. Keromantisan Alex yang tidak diumbar-umbar itu adalah salah satu dari sekian banyak daya tarik pria berkulit putih ini (seingat saya Ilana memang tidak mengatakan hal ini, tetapi saya membayangkan Alex, karena ia sebagai blasteran Jepang dan Amerika, absolutely, he has bright skin) untuk saya pribadi. Menurut saya, lelaki yang terkesan sedikit galak bin kaku namun sebenarnya manis dan romantis secara tersembunyi jauh lebih baik ketimbang pria yang memamerkan ke-sweet-an mereka di depan umum secara langsung, dan berlebihan mungkin. Uhuk. Subjektifitas. Dan entah kenapa saya membayangkan Alex Hirano ini adalah Alex Goot, (baca profilnya di sini) musisi asal Poughkeepsia, USA, kesukaan saya. My aspiring man! Ah!

Mia Clark juga berhasil menggambar sketsa dirinya sendiri di angan-angan pikiran saya. Dalam benak saya, saya sudah bisa seperti apa rupa seorang peruntuh kerasnya hati Hirano ini. Mirip dengan salah satu teman saya. Hahaha. Mia cantik, pandai, sangat berbakat dalam banyak hal seperti menari dan meracik kopi (walaupun saya pribadi adalah tea enjoyer, not coffee enjoyer, tapi saya cukup kagum dengan ability Mia yang satu ini), ramah, periang, tetapi penyakitan. Itu saja yang agak pasaran. Penyakit Mia menurut saya pribadi terlalu mainstream alias pasaran sekali. Baiknya kalau Ilana memberi Mia satu penyakit yang agak tak lazim. Untuk menambah greget isi cerita tentunya.

Isi keseluruhan: saya suka. Saya suka cara Alex bertindak. How he treats Mia, how he keeps his feeling really deeply, how he does not want to expose his jealousy, but he fails. Atau cara Mia tetap menutupi dan menahan perasaannya pada Alex. Hahaha. Ending cerita yang berhasil memancing kelenjar air mata untuk bekerja ini juga menjadi daya pikat plus pesona tersendiri dalam novel ini.

Beberapa sweet quote alias kutipan yang saya temukan dalam novel ini antara lain:
  1. "Apakah kau mencintaiku? Apakah ada sedikit saja kemungkinan kau bisa mencintaiku?"- Alex (hlm.415)
  2. "Aku mencintaimu, Alex Hirano. Walaupun tidak ada hal lain di dunia ini yang bisa kau percayai, percayalah bahwa aku mencintaimu." - Mia (hlm.429)
  3. "Mungkin kau tidak membutuhkanku. Tetapi aku membutuhkanmu." - Alex (hlm.415)
  4. "Kurasa aku termasuk salah satu orang yang merasa kau tidak membutuhkan alasan untuk mencintai seseorang. Karena cinta terjadi begitu saja. Tapi kalau aku harus menjawab pertanyaan itu, kurasa aku akan berkata bahwa aku mencintainya karena dia adalah Mia Clark."-Alex (hlm. 431)
  5. "Kuharap dia tahu bahwa selama aku masih bernapas, aku akan selalu mencintainya. Sepenuh hatiku. Selamanya."-Alex (hlm. 432)
So, i am never in any doubt to rate it with 4,5 of 5. Cihihi!



0 komentar kamu:

Posting Komentar