Judul: Shit Happens: Gue yang Ogah Kawin, Kok Lo yang Rese?!
Penulis: Christian Simamora dan Windy Ariestanty
Publisher: GagasMedia
Cetakan Pertama: 2007
Jumlah Halaman: 310
Ringkasan Cerita
Ini
cerita tentang tiga sahabat dengan profesi editor, penulis, dan
jurnalis yang memiliki masalah hidup yang berbeda-beda. Langit yang
masih shock therapy (sekaligus in love) karena tahu cowonya adalah gay,
Lula yang nggak terima karena mantan pacar mendahului doi kawin duluan
(dengan cewe yang dianggap Lula sebagai saingannya pula), dan Sebastian
yang belom juga dapet pacar padahal udah ditanya melulu ama nyokapnya
kapan kawin.
Lula
: I have a good job, I’m pretty, and, believe me, I’m not an airhead
Paris-Hilton-like girl. I’m all what men need. Tapi, kenapa nggak ada
cincin di jari manis gue?
Sebastian : Mangoli (nikah)… cuma itu yang ada di pikiran Mama akhir-akhir ini. Katanya, menikah itu sumber kebahagiaan. Talk to yourself, Mom. Your marriage isn’t a picture of a happy life. Kenapa sih terus-terusan maksa aku nyari calon parumaen (menantu) dan menikah secepatnya?
Sebastian : Mangoli (nikah)… cuma itu yang ada di pikiran Mama akhir-akhir ini. Katanya, menikah itu sumber kebahagiaan. Talk to yourself, Mom. Your marriage isn’t a picture of a happy life. Kenapa sih terus-terusan maksa aku nyari calon parumaen (menantu) dan menikah secepatnya?
Langit : We were a perfect
couple. ‘till, I found his affair. Then, he left me. He chose his latest
partner, not me. This is my question. WHY ?
Komentar dan Ulasan
Ini murni subjektivitas komentar gue...
Tau deh, mungkin karena gue merasa blurb-nya bagus, so i expect too much, then it doesn't happen :( Jadi ceritanya gue udah terlanjur ngarep duluan bahwa tokoh-tokoh dan jalan ceritanya bakalan menyenangkan, ternyata enggak :(
Langit, Lula, Sebastian. Ketiga-tiganya nggak ada yang memenuhi harapan.
Langit, blaaah...masalah dia yang galau menentukan gendernya menurut gue sama sekali bukan konflik yang 'wow'.
Lula, maksudnya mungkin karakter Lula ini mau dibikin jadi cewek metropolitan yang super hip, yang playgirl, tapi kok malah jadi gatot alias gagal total. Sense 'cewe gaul' nya malah terasa fail abis.
Sebastian,
yang gue harepin bakalan laki banget, eeeh ga taunya doi klemar-klemer
lembek. Gay pula. Yahhh, nambah bertumpuk deh kekecewaannya.
Semestinya gue udah nyangka, karena dari halaman awal aja, kening gue udah mulai dibikin berkerut dengan pembahasan mereka bertiga tentang "jemski" dan "ilalang" yang menurut gue persis obat nyamuk bakar, muter-muter ga ada ujungnya (omg, it's such a new diction of me. hahaha).
Segi cerita juga ga tau kenapa ga
berbekas, kayak enggak aja gitu. Konflik yang muncul, mulai dari aksi balas dendam Lula dengan
mantannya yang mo merit, Seb dengan orientasi seksualnya, Langit dengan ketidakyakinan jenis gendernya,
semuanya cuma bisa bikin kita, khususnya gue, bergumam...
'ih...apasih...'
Overall, blurb-nya tidak sebagus isi aslinya. Trust to me when i say, deh.
Rating yang gue beri di GoodReads: 2 of 5 dan baca review versi GoodReads gue di sini
0 komentar kamu:
Posting Komentar